Hidup kita terlalu singkat. Sangat amat singkat. Di sinilah kita akan diuji, dilatih, kemudian meninggalkan dunia menuju kehidupan akhirat dimana akan tinggal selamanya.
Dunia begitu memperdaya karena semua kesenangan di dunia ini bersifat sementara dan tidak sempurna, tidak mampu memuaskan manusia yang diciptakan untuk keindahan kesempurnaan abadi, yaitu Alloh. Alloh menjelaskan betapa dunia merupakan tempat sementara yang penuh dengan kekurangan,
“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Al-Hadiid: 20)
Semua yang dihadirkan di dunia terasa indah... Padahal segalanya dapat menipu kita. “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allohlah tempat kembali yang baik (surga)." (QS. Ali Imran: 14).
Memang, jikalau kita merenungkan. Bahwa hidup di dunia adalah menumpang buat sementara waktu saja. Setelah itu sejatinya kita akan menginap di satu tempat yang kekal di akhirat yaitu surga atau neraka. Ya, kesenangan di dunia memang bukan kesenangan yang sebenarnya karena kemungkinan sekali ia menjadi bala, sementara kesusahannya pula mungkin menjadi satu rahmat dan kenikmatan pula.
Mari berkaca diri... Sudah banyak peringatan Alloh yang mampir di kehidupan kita. Diantara peringatan dari Alloh ialah saat pertukaran rambut hitam menjadi putih, gigi menjadi ompong, mata bertambah kabur, pendengaran berkurang, badan segar menjadi layu, kuat menjadi lemah, muda menjadi tua, kulit semakin kendur dan sebagainya. Lalu, apa masih mau berbangga diri hidup di dunia ini? Adakah manusia tidak mampu memahami gejala dekatnya kematian?
“Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya)." (QS. An-Naazi'aat: 37-39)
Semoga kita masih diberi kesempatan mengisi hari-hari di kehidupan dunia yang fana ini dengan berbagai macam kebaikan, hingga surga lah tempat tinggal terakhir kita di akhirat kelak. Aamiin...
sumber: http://deasukata.blogspot.com/
0 komentar:
Posting Komentar
di harapkan komentar para pembaca....