Ada sebuah studi yang cukup menarik untuk disimak. Studi ini
mempelajari apa yang sebetulnya menghabiskan waktu kita bukan karena
kehendak kita. Istilahnya perampok waktu atau 'time robbers'. Yakni
sesuatu yang mencuri atau merampok waktu kita secara tidak kita sadari.
Perampok waktu ini bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa saja datangnya dari bos yang tak terorganisir. Bisa dari kehidupan kita yang tak teratur. Atau dari sikap yang jelek. Juga kemampuan kita yang kurang untuk mendelegasikan ke yang lain sampai tidak jelasnya perintah. Banyak hal.
Tapi kalau dikerucutkan lagi lebih sempit, ternyata ada 5 hal. Inilah 5 hal yang merampok waktu kita secara tidak kita sadari.
1. Interupsi.
Ternyata interupsi sering menghentikan atau mengalihkan pekerjaan kita. Ketika kita sedang bekerja dengan tenang, saat berpikir sesuatu tiba-tiba ada gangguan. Gangguan itu bisa telpon, sms, email, chating atau apapun. Interupsi ini salah satu yang menghabiskan waktu kita dengan tidak benar.
2. Penundaan.
Saat kita mau mengerjakan, tiba-tiba kita berpikir untuk menundanya. "Ah, nanti saja dikerjakannya. Sekarang masih sibuk dengan ini. Nanti dulu, nanti dulu," kilah kita. Penundaan ini ternyata menghabiskan banyak waktu kita tanpa membawa hasil. Penundaan itu bisa secara sadar atau tanpa sadar yakni dengan cara menghindari mengerjakan pekerjaan lain yang sebetulnya tak perlu.
3. Perubahan prioritas.
Awalnya kita kerjakan sesuatu, setelah setengah jalan, tiba-tiba ada hal yang mendesak. Kita pindah melakukan pekerjaan yang mendesak itu. Jadi belum selesai, kita sudah pindah ke pekerjaan lain. Ini biasa dilakukan oleh orang yang menerapkan manajemen krisis. Yakni orang yang mengerjakan berdasar pada hal yang mendesak, padahal belum tentu penting. Setelah krisis selesai, mengerjakan krisis yang lain. Bahkan mungkin krisis yang pertama belum selesai, sudah meloncat ke krisis lain. Melompat dari krisis ke krisis.
4. Perencaan yang buruk.
Perampok kita kali ini mengerjakan hal yang tidak kita rencanakan. Ini karena kita tidak memiliki perencanaan yang baik. Kita tidak punya rencana hari ini harus mengerjakan apa. Mana yang penting, dan mana yang harus didahulukan. Atau mana yang bisa dikerjakan belakangan. Melompat-lompat, sesuka kita.
Memang susah bekerja dengan perencanaan. Kita inginnya mengerjakan apa yang kita inginkan. Sesuai dengan mood kita, berguna atau tidak. Tapi saya biasanya mensiasatinya dengan menentukan 3 hal penting yang harus diselesaikan hari itu. Tiga hal itu saja. Yang lain boleh dikerjakan kalau 3 hal ini selesai. Dan boleh melompat-lompat. Pokoknya 3 hal ini yang kita prioritaskan untuk diselesaikan hari itu.
5. Penantian jawaban.
Penantian jawaban menunda pekerjaan kita. Misal: kita mau pergi ke suatu tempat dan mengajak seseorang. Namun dia tidak memberi jawaban ya atau tidak, namun menunda jawaban. Jadinya kita tidak jadi pergi selama belum ada jawaban dari dia. Di sini seharusnya kita bisa memutuskan apakah harus menunggu atau tidak.
Kelima hal itulah yang merampok waktu kita secara tidak sadar. Dalam hal ini seharusnya kita bisa membedakan mana yang penting, mana yang tidak. Mana yang mendesak, tergesa-gesa atau mana yang bisa ditunda. Sering sesuatu yang mendesak adalah tidak penting. Demikian sebaliknya, sesuatu yang penting padahal sepertinya tidak mendesak. Dengan memahami ini kita bisa lebih efektif memanfaatkan waktu dengan lebih baik untuk bisnis kita.
sumber: http://www.skystudioscape.com
Perampok waktu ini bentuknya bisa bermacam-macam. Bisa saja datangnya dari bos yang tak terorganisir. Bisa dari kehidupan kita yang tak teratur. Atau dari sikap yang jelek. Juga kemampuan kita yang kurang untuk mendelegasikan ke yang lain sampai tidak jelasnya perintah. Banyak hal.
Tapi kalau dikerucutkan lagi lebih sempit, ternyata ada 5 hal. Inilah 5 hal yang merampok waktu kita secara tidak kita sadari.
1. Interupsi.
Ternyata interupsi sering menghentikan atau mengalihkan pekerjaan kita. Ketika kita sedang bekerja dengan tenang, saat berpikir sesuatu tiba-tiba ada gangguan. Gangguan itu bisa telpon, sms, email, chating atau apapun. Interupsi ini salah satu yang menghabiskan waktu kita dengan tidak benar.
2. Penundaan.
Saat kita mau mengerjakan, tiba-tiba kita berpikir untuk menundanya. "Ah, nanti saja dikerjakannya. Sekarang masih sibuk dengan ini. Nanti dulu, nanti dulu," kilah kita. Penundaan ini ternyata menghabiskan banyak waktu kita tanpa membawa hasil. Penundaan itu bisa secara sadar atau tanpa sadar yakni dengan cara menghindari mengerjakan pekerjaan lain yang sebetulnya tak perlu.
3. Perubahan prioritas.
Awalnya kita kerjakan sesuatu, setelah setengah jalan, tiba-tiba ada hal yang mendesak. Kita pindah melakukan pekerjaan yang mendesak itu. Jadi belum selesai, kita sudah pindah ke pekerjaan lain. Ini biasa dilakukan oleh orang yang menerapkan manajemen krisis. Yakni orang yang mengerjakan berdasar pada hal yang mendesak, padahal belum tentu penting. Setelah krisis selesai, mengerjakan krisis yang lain. Bahkan mungkin krisis yang pertama belum selesai, sudah meloncat ke krisis lain. Melompat dari krisis ke krisis.
4. Perencaan yang buruk.
Perampok kita kali ini mengerjakan hal yang tidak kita rencanakan. Ini karena kita tidak memiliki perencanaan yang baik. Kita tidak punya rencana hari ini harus mengerjakan apa. Mana yang penting, dan mana yang harus didahulukan. Atau mana yang bisa dikerjakan belakangan. Melompat-lompat, sesuka kita.
Memang susah bekerja dengan perencanaan. Kita inginnya mengerjakan apa yang kita inginkan. Sesuai dengan mood kita, berguna atau tidak. Tapi saya biasanya mensiasatinya dengan menentukan 3 hal penting yang harus diselesaikan hari itu. Tiga hal itu saja. Yang lain boleh dikerjakan kalau 3 hal ini selesai. Dan boleh melompat-lompat. Pokoknya 3 hal ini yang kita prioritaskan untuk diselesaikan hari itu.
5. Penantian jawaban.
Penantian jawaban menunda pekerjaan kita. Misal: kita mau pergi ke suatu tempat dan mengajak seseorang. Namun dia tidak memberi jawaban ya atau tidak, namun menunda jawaban. Jadinya kita tidak jadi pergi selama belum ada jawaban dari dia. Di sini seharusnya kita bisa memutuskan apakah harus menunggu atau tidak.
Kelima hal itulah yang merampok waktu kita secara tidak sadar. Dalam hal ini seharusnya kita bisa membedakan mana yang penting, mana yang tidak. Mana yang mendesak, tergesa-gesa atau mana yang bisa ditunda. Sering sesuatu yang mendesak adalah tidak penting. Demikian sebaliknya, sesuatu yang penting padahal sepertinya tidak mendesak. Dengan memahami ini kita bisa lebih efektif memanfaatkan waktu dengan lebih baik untuk bisnis kita.
sumber: http://www.skystudioscape.com
0 komentar:
Posting Komentar
di harapkan komentar para pembaca....