Orang yang paling berbahagia adalah dia yang senantiasa bahagia saat bersama orang lain maupun saat dia sendirian.
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (QS. Fushshilat [41]: 30)
Kapankah
seseorang bisa dikatakan berbahagia dengan kebahagiaan sejati? Apakah
ketika dia memiliki harta yang melimpah, jabatan dan kekuasaan,
popularitas, keberhasilan dalam mencapai target-target hidupnya, ataukah
pada saat ia dikelilingi oleh orang-orang yang setiadan berkasih sayang
dengannya?
Segala
hal yang menyenangkan dan mendamaikan jiwa biasanya akan membawa
kebahagiaan. Namun jika kebahagiaan kita terkait pada keadaan tertentu,
maka kebahagiaan itu hanya bersifat semu, tidak berkelanjutan. Jika
kebahagiaan kita tumbuh ketika ada orang-orang yang antara kita dan
mereka saling mencintai, niscaya kita akan kehilangan kebahagiaan itu
manakala orang-orang tersebut pergi dari kehidupan kita. Padahal, sudah
pasti di dunia ini tak ada yang abadi.
Maka
orang yang paling berbahagia tak pernah menggantungkan asa dan faktor
kebahagiaannya pada sesuatu yang tak abadi. Dia tidak akan memupuk cinta
yang tak abadi, persahabatan yang sementara, kekerabatan yang fana, dan
urusan-urusan dunia yang tak ada kaitan sama sekali dengan kebahagiaan
abadinya di akhirat.
Maka
manusia yang paling bahagia adalah dia yang mengenal siapa Tuhannya,
dan dia mengetahui betul apa-apa yang harus dilakukannya di dunia ini
sebagai konsekuensi pengenalannya terhadap Tuhannya.sumber: http://quranicleadership.com/
0 komentar:
Posting Komentar
di harapkan komentar para pembaca....