EraMuslim | ||
"Siapa yang membaca tiap habis shalat, Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah
33 kali, Allahu Akbar 33 kali, lalu untuk mencukupkan bilangan seratus membaca
'Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul-mulku walahul-hamdu wahuwa
'alaa kulli syai'in qadier' maka akan diampunkan baginya semua dosa-dosanya
meskipun sebanyak buih air laut." (HR Muslim)
Dalam mengarungi kehidupan ini kita tidak akan terlepas dari berbuat kesalahan.
Memang itulah kodrat sebagai manusia, di mana keinginan ruh yang selalu mengarah
ke jalan lurus yang diridhai Allah selalu berhadapan dengan nafsu yang didukung
syetan untuk menyesatkan, mendorong dan menjerumuskan manusia ke jalan kemungkaran.
Tarik-menarik kedua kekuatan inilah yang menyebabkan manusia tidak senantiasa
hanya berbuat baik, tapi kadang juga memperturutkan hawa nafsu dan kehendak
syetan. Dengan kelihaiannya yang mumpuni, syetan sanggup menggelincirkan setiap
orang. Mereka sanggup menyeret manusia untuk mendukung, menyokong, dan membela
mati-matian program-programnya, yang pada akhirnya tanpa terasa manusia telah
bergumul dengan lumpur dosa.
Dosa-dosa manusia itu bisa semakin lama semakin menumpuk dan semakin menenggelamkan
ke jurang kenistaan. Dan apabila dibiarkan terus-menerus tanpa ada usaha untuk
membersihkannya, ini merupakan suatu malapetaka yang sangat besar, karena jahanam
sudah siap untuk melumat tubuh yang penuh noda.
Suatu kebodohan besar bila kehidupan dunia fana ini melalaikan kita dari mengingat
Allah. Suatu yang amat sangat disayangkan, bila kehidupan yang sementara ini
digunakan hanya untuk kesenangan dan kebahagiaan semu, tanpa dilengkapi persiapan
diri untuk menghadap kepada-Nya. Apakah tidak disadari bahwa semua fasilitas
hidup yang kita punyai dan semua yang kita cintai akan kita tinggalkan bila
maut merenggut dan nyawa melayang? Suatu kerugian perniagaan akan kita dapati,
bila kita hanya sibuk memenuhi kebutuhan dan kesenangan nafsu. Penyesalan kemudian
tiada arti bila jatah hidup telah berakhir.
Langkah dan strategi syetan untuk membawa ummat manusia ke jalan kesesatan
memang luar biasa. Sesuatu yang sudah jelas-jelas dosa bisa dijadikan samar-samar.
Yang menjijikkan dan hina bisa dibikin enak dan terhormat, hingga timbul slogan
'yang haram menyenangkan, yang halal menyusahkan'. Itulah kerja syetan yang
tahu akan kelemahan manusia dan mampu menjadikannya bulan-bulanan sasaran ideologinya.
Mereka memang mengajak untuk kufur kepada Allah swt agar sama-sama menjadi penghuni
neraka.
Perasaan dendam dan sakit hati Iblis terhadap ummat manusia berawal sejak permulaan
Adam diciptakan. Iblis telah menolak perintah Allah untuk bersujud kepada Adam,
karena merasa dirinya lebih lebih baik.
Dengan peristiwa itu Iblis diusir dari surga dan bersiap-siap bersama anak
cucunya menjadi penghuni neraka di akhirat nanti. Untuk itulah mereka berusaha
keras untuk menghalang-halangi manusia dari jalan lurus. Mereka akan mendatangani
manusia untuk menggoda dari muka, belakang, kanan dan kiri, dan segala arah
yang mungkin. Syetan juga tidak pernah beristirahat dari upayanya itu, baik
siang maupun malam.
Repotnya syetan itu boleh dibilang makhluk tanpa bentuk. Jadi tidak ada jalan
lain untuk menghadapi tipu daya syetan kecuali selalu meminta lindungan dan
pertolongan Allah swt. Tanpa pertolongan dan lindungan-Nya kita akan babak-belur
dibuatnya. Kita akan terseret bujuk rayunya dan mengikuti jejaknya.
Pendekatan diri kepada Allah sangatlah penting untuk menangkal segala macam
godaan dan bujuk rayunya. Dengan ibadah yang intensif tanpa meninggalkan apa
yang Allah wajibkan, ditambah ibadah-ibadah sunnah dan do'a-do'a yang selalu
kita panjatkan agar Allah memberikan pertolongan, perlindungan dan ampunan-Nya,
insya-Allah syetan tak akan berkutik mengahadapi kita. Apalagi ditambah dengan
dzikir yang tak pernah berhenti, tambah menyingkirkan Iblis dengan para pengikutnya.
Dzikir yang khusyu' dan mantap serta manifestasinya dalam kehidupan sehari-hari
akan membuat diri menjadi tenang dan selalu merasa terawasi oleh Allah Sang
Maha Tahu. Di samping itu dzikir bisa membuat Allah swt berkenan mengampuni
dosa-dosa, seperti bunyi hadits di atas tadi. Karenanya tentang dzikir itu perlu
dilakukan kajian lebih mendalam.
Pertama, Subhanallah. Kata-kata ini senantiasa kita baca setiap selesai shalat
dan dalam kesempatan yang lainnya. Apa dampaknya dalam diri, dan apa reaksi,
manifestasinya dalam hidup kita?
Subhanallah yang berarti Maha Suci Engkau Ya Allah ini mengandung makna tiada
yang suci, tiada yang agung, tiada yang bersih, selain Dia saja. Kita manusia
tidak ada satu pun yang suci bersih dari noda dan lumpur dosa. Kita tidak bisa
mengklaim diri sebagai manusia suci. Begitu banyak jalan yang membuat manusia
terjerumus lumpur dosa.
Noda-noda itu perlu kita bersihkan sebelum menghadap Allah yang memiliki kesucian.
Allah tidak akan memasukkan seorang hamba yang kotor penuh noda ke sisi-Nya.
Allah akan membersihkan dulu kotoran itu lewat tempat yang sudah disediakan
yaitu jahannam.
Usaha yang kita lakukan agar tidak tergolong orang-orang yang mesti melewati
jahanam dulu sebelum diterima Allah disurga adalah berusaha keras membiasakan
diri hidup suci dan tidak berhenti meminta ampunan kepada-Nya. Bersikap bersih
dan suci itu mencakup segala bentuk pekerjaan yang kita geluti. Di kantor kita
berusaha keras untuk tidak tergiur oleh lipatan-lipatan uang yang bukan hak
kita, yang bisa menodai kesucian. Di pasar kita usahakan jangan mengurangi timbangan
dan mendustai orang dengan barang-barang yang kita jual. Baju atau celana palsu
dibilang asli, kualitas rendah dibilang kualitas tinggi. Di sawah para petani
jangan membelokkan jatah, bujangan dan perawan jangan terjebak oleh nafsu birahi
sesaat tanpa akad nikah terlebih dahulu. Bila hal-hal seperti ini sudah bisa
dilakukan, barulah dikatakan bacaan Subhanallah kita pada setiap habis shalat
ada manifestasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Kedua, Alhamdulillah. Segala puji hanya untuk Allah. Puji dan sanjung sering
kita dengar untuk melambungkan perasaan seseorang yang kebanyakan gila sanjungan.
Penghormatan yang berlebih-lebihan pada sesama manusia tidak aneh lagi kita
dengar. Penghargaan yang melampaui batas sering dilontarkan manusia yang punya
jiwa penjilat. Memang sanjungan merupakan senjata untuk melemahkan dan meluluhlantakkan
kekerasan hati seseorang. Pujian bisa menghanyutkan kalbu seorang manusia agar
bermurah hati memberikan segala yang diminta. Penghormatan dan penghargaan yang
berlebihan adalah strategi politik yang halus sehingga membius insan Tuhan yang
dimabuk pujaan.
Pujian dan pujaan yang merupakan hak dan milik Allah telah direbut manusia-manusia
yang melupakan kodrat sebagai makhluk tiada daya. Manusia lupa akan asal penciptaanya
yang hanya dari sesatu yang menjijikkan, yang hina, yang lemah, yang terbuang,
yaitu segumpal darah. Manusia terbuai dan merasa memiliki pujian itu. Sungguh
keterlaluan dan melampaui batas manusia yang gila hormat. Tuhan yang menciptakannya
disejajarkan atau disamakan dengan kedudukannya.
Sesungguhnya puja dan puji sanjung hanyalah milik Allah. Hanya Dia yang patut
kita tempatkan pada posisi yang sangat terpuji dan terhormat. Dialah pemilik
dari semua penghargaan. Segala puji hanya bagi Allah, bukan bagi yang lain.
Tidak ada yang abadi di dunia ini. Tidak ada yang kekal dan tetap. Segala yang
kita raih, prestasi, kejuaraan, atau kekayaan, semuanya akan kita tinggalkan
dikarenakan usia yang semakin senja, bencana yang menimpanya, atau kematian
yang menyelesaikan perjalanan hidup. Kita akan kembali kepada Allah dengan penyesalan
yang tiada tara, bila demikian adanya.
Ketiga, Allahu Akbar, hanya Allah yang Maha Besar. Bila kita renungi dan pikirkan
asal kejadian manusia, kejadian alam, bumi langit seisinya yang seolah tiada
berbatas, kejadian makhluk-makhluk lainnya seperti hewan dan tumbuhan, kita
akan berucap "Allahu Akbar." Engkau Maha Besar, Engkau Maha Agung,
ya Allah.
Kejadian makhluk yang berasal dari saripati tanah, juga menyimpan rahasia yang
luar biasa. Dari sperma, yang terbentuk karena dikonsumsinya makanan dengan
gizi cukup, setelah bersatu dengan sel telur terjadilah segumpal darah, yang
lama-kelamaan berubah bentuk menjadi janin. Setelah Allah meniupkan ruh, janin
itu terlahir dalam ujud seorang bayi, lantas berkembang hingga menjadi manusia
dewasa. Apakah layak, bila semasa hidup, manusia yang berasal dari zat yang
sangat lemah itu berbangga diri dengan berjuta lagak dan gaya? Sementara dengan
satu tiupan saja nyawanya bisa melayang, kemudian ia menjadi bukan apa-apa lagi?
Betapa yang lebih layak diagungkan adalah sang empunya ide, yakni Allah, yang
telah mengatur siklus itu sedemikian bagusnya?
Demikian juga kejadian tumbuhan. Dari bentuk biji yang tertanam, tersirami
air, tunas-tunas mulai tumbuh, membelah tanah, mekar menjadi batang dan daun.
Batang semakin besar, daun semakin lebar, bungapun merekah, hingga akhirnya
muncul buah yang segar dan ranum. Betapa indahnya proses itu. Pada saatnyapun
batang, buah, daun, dan seluruh pohon itu akan mati dan kembali menjadi tanah.
Luar biasa.
Kejadian manusia dan tumbuhan itu patut menjadi perenungan bagi kita. 'Allahu
Akbar', hanya itu yang patut kita ucap atas segala ke-Mahabesar-an dan ke-Mahakuasaan-Nya.
Hanya Dia yang Maha Agung, Maha Perkasa, dan Maha Segalanya. Hanya Dia yang
kita besarkan, bukan pak RT, bukan raja, bukan kepala bagian, bukan direktur,
bukan bintang film, seniman, budayawan, dan bukan pula penyanyi. Semua itu kecil,
semua tidak ada arti, apalagi sampai menandingi-Nya.
Tasbih, tahmid, dan takbir yang kita ucapkan setiap saat, ditambah dengan manifestasinya,
yaitu dengan berusaha hidup bersih dan suci, tidak tergoda bujuk rayu iblis,
ditambah ucapan syukur atas segala nikmat, adalah resep ampuh untuk dekat kepada-Nya.
Dan bila manusia telah dekat kepada Allah, maka segala yang bersifat menjauhkan
kepada-Nya akan tersingkir dengan sendirinya.
-----------------
Diambil dari buletin Al-Qalam, terbitan Pesantren Hidayatullah Surabaya
sumber: http://www.dudung.net
|
Sabtu, 07 April 2012
Posts by : Admin
Mencari Selamat dengan Dzikir
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
syahrial_siregar@yahoo.co.id. Diberdayakan oleh Blogger.
http:syahrialsiregar.blogspot.com/
http://syahrialdankeluarga.blogspot.com/
syahrial
siregar
0 komentar:
Posting Komentar
di harapkan komentar para pembaca....